Gusty Wind

Kesendirian itu melelahkan, tapi kadang membahagiakan. Sendiri, jauh dari halauan delusional delusional yang bahkan tak sadar menyapa. Sendiri itu lebih menyamankan diri dari emosi emosi yang terpendam, yang menuntut untuk dijejalkan. Sendiri, hal yang paling sering menyapa. Lewat angin kencang yang memporak porandakan ranting dedaunan, lewat udara dingin menusuk, ataupun lewat sang matahari yang malu malu dibalik awan mendung.

Kadang kesendirian menjadi teman keseharian detik demi detik, bahkan mungkin hingga Tuhan memanggil. Bahwa pada awalnya memang tercipta untuk sendiri, kemudian akan dimatikan dalam kesendirian. Sesederhana itu.

 

Keluarga Jaksa Penuntut

Saya bercita cita jika kelak memiliki anak, saya tidak ingin jadi seorang jaksa penuntut. Maksudnya? Ya, saya hanya ingin memberikan arahan, pendampingan, dan pengawasan, tanpa perlu mendikte anak saya untuk ini dan itu. Saya ingin memberikan pilihan-pilihan, dimana setiap pilihan ada konsekuensi nya dan harus mereka pikirkan dengan baik untuk kemudian diputuskan sesuai keputusan mereka.

Saya dibesarkan drngan aliran keluarga jaksa penuntut, dimana beberapa hal saya harus melakukan apa yg orang tua saya katakan (inginkan). Padahal saya memiliki keinginan yang berbeda dengan orang tua saya. Alhasil, terkadang berdasar pengalaman saya, walaupun mengerjakan sesuatu atas permintaan dan rasa hormat saya kepada orang tua, tapi ada sedikitnya rasa tidak suka dan senang ketika menjalaninya. Rasanya benar benar hampa.

Pikiran lain yang mengganggu saya adalah memberikan beban secara tidak sengaja kepada anak saya kelak. Contohnya, jika anak saya kelak lahir dari seorang ibu yang cacat, sedikitnya pasti ada beban seperti rasa malu dengan kondisi ibunya, maka sebagai orang tua harus benar – benar menyiasati bagaimana agar kita tidak menjadi beban bagi anak dan meringankan, dengan memberikan pemahaman dan sudut pandang terkait konsep takdir dan sabar n syukur sejak kecil dengan keadaan misalnya. Semua tentunya perlu proses, tidak ada yang instan.

Atau contoh lainnya adalah beban psikologis dan tuntutan terlahir dari keluarga ningrat/darah biru/kaya raya/status sosial kasta tinggi. Kayak Melly dan Iyan (efek nonton anak jalanan wkwk). Terkadang orang tua secara tidak sengaja menginginkan partner hidup anaknya yang juga satu status, satu kasta. Simpelnya, anak itb rata2 (nggak semua kok) menginginkan suami/istri anak itb lagi, karena agar satu pola pikiran (mungkin sama2 biar ngerasain tersesat di gku barat).

Intinya ada banyak orang tua yg kadang akan menuntut anaknya untuk mendapatkan pasangan hidup yang sesuai kriteria keluarga mereka. Contoh lain jika anak menginginkan kuliah jurusan ini, tapi orang tua menuntut untuk mendapatkan jurusan itu. Tuntutan tuntutan orang tua baik secara sadar atau tidak, kadang menjadi beban psikologi tersendiri bagi sang anak. Mungkin saat menjadi anak dia terlohat bisa menerima , namun ada kasus dimana, pola pengasuhan anak tipe jaksa penuntut ini bisa saja secara tidak sadar ia terapkan saat si anak memiliki buah hati.

Saya tipe manusia yang bercita cita untuk menjadi orang tua yang menjadi sahabat sang anak. Bukan bossy pendikte apalagi penuntut. Penuntut yang baik biar jadi anak sholeh dan beragama sih ga masalah, maksudnya menuntut anak agar disiplin terhadap dunia akhirat. Kalau menuntut sang anak untuk berduniawi saja dan membanggakan kita hanya didunia pandangan manusia saja sih saya tidak mau.

Semoga saya bisa menjadi ibu yang tidak menuntut anaknya untuk ini dan itu, tanpa memberikan jalan mandiri terhadap anak2 saya. Ah dan semoga saya menjadi ibu yang bisa menjaga lidah saya agar tidak menyakiti anak anak saya. Aamiin

Posted from WordPress for Android

My Skincare Graveyard

I read some articles about that title on female daily forum, I never thought about those women things until i found some friends and got knowledge about them. Haha. I was so ignorant about myself back in the days, especially when it comes to my appearance (*read face). I started to use kind of cosmetics since I was in junior high school, there was a promo from Biore, so all the students in my school got one sample of facial wash. But I rarely used it, because I thought, better I use my money for “snack” haha.

The paradox of our time in history

“The paradox of our time in history is that we have taller buildings but shorter tempers, wider Freeways, but narrower viewpoints. We spend more, but have less, we buy more, but enjoy less. We have bigger houses and smaller families, more conveniences, but less time. We have more degrees but less sense, more knowledge, but less judgment, more experts, yet more problems, more medicine, but less wellness.We drink too much, smoke too much, spend too recklessly, laugh too little, drive too fast, get too angry, stay up too late, get up too tired, read too little, watch TV too much, and pray too seldom. We have multiplied our possessions, but reduced our values. We talk too much, love too seldom, and hate too often.

We’ve learned how to make a living, but not a life. We’ve added years to life not life to years. We’ve been all the way to the moon and back, but have trouble crossing the street to meet a new neighbor. We conquered outer space but not inner space. We’ve done larger things, but not better things.

We’ve cleaned up the air, but polluted the soul. We’ve conquered the atom, but not our prejudice. We write more, but learn less. We plan more, but accomplish less. We’ve learned to rush, but not to wait. We build more computers to hold more information, to produce more copies than ever, but we communicate less and less.

These are the times of fast foods and slow digestion, big men and small character, steep profits and shallow relationships.

These are the days of two incomes but more divorce, fancier houses, but broken homes. These are days of quick trips, disposable diapers, throwaway morality, one night stands, overweight bodies, and pills that do everything from cheer, to quiet, to kill. It is a time when there is much in the showroom window and nothing in the stockroom. A time when technology can bring this letter to you, and a time when you can choose either to share this insight, or to just hit delete…

Remember, to spend some time with your loved ones, because they are not going to be around forever. Remember, say a kind word to someone who looks up to you in awe, because that little person soon will grow up and leave your side.

Remember, to give a warm hug to the one next to you, because that is the only treasure you can give with your heart and it doesn’t cost a cent.

Remember, to say, “I love you” to your partner and your loved ones, but most of all mean it. A kiss and an embrace will mend hurt when it comes from deep inside of you.

Remember to hold hands and cherish the moment for someday that person might not be there again. Give time to love, give time to speak! And give time to share the precious thoughts in your mind.”

By Bob Moorehead

I love this writting haha.. I got that from tumblr blog (http://thehappyproject.com/post/92548645649/the-paradox-of-our-time-in-history-is-that-we-have)…

Remarkable Prayer in 2014

You know, i really like the phrase “Defying Gravity”, i heard that song, sung by Idina Menzel. It really makes me thinking, “Trying Different Habbit or Hobby or even Activities”. Well, it doesn’t work at all. Haha.

But two days ago, my friends sent me a message, well the content was almost the same, but my eyes caught on something different from one of my friends, she said “Semoga kantornya ga jahat nyuruh lembur terusss.. Semoga makin di sayang Allah.. :-)”. When I opened eyes in the morning and read that message, I laughed loudly. And I said “Aamiin so loudly deep in my Heart”. Nice prayer from Ranaaa.. *hug*.. Hahaha.. I thought you will give me golden retriever, wkwkwk

I think sometime, you need something different to make you feel really alive. I am in the frustating state, that even my brain doesn’t work properly. It likes a computer when you use it 24 hours in 7 days. Same as my daily life. I want to do something different, different from my daily activities. Once i said “I wanna dissapear for a while from the world”. The others just say, “Just Face It”, “Be strong” and kind of those same statement. To be honest, it’s kind of irritating when someone said about the things you know it very well. If you think I just run away from my life, you sadly mistaken. Do you think, i didn’t face it? You know, I did. I did until i felt like a zombie.

Sometime the truth is, i just wanna talk what I felt, I don’t need an explanation from my question, I don’t need an advice, i don’t need it all. Just sit and be a good listener, that’s all what I need.

Pernah

Dulu, dulu sekali, ah, tapi sekarang juga masih, aku ingin menggunakan gaun putih panjang seperti putri – putri kerajaan. Hingga sekarang aku pun masih iri melihat wanita – wanita menggunakan high heel cantik. Rasanya aku juga ingin seperti itu. Tapi itu memang bukan style ku, yang sukanya manjat pohon, lari – lari di bawah hujan karena terlalu malas untuk membuka payung.

Aku juga pernah menginginkan hidup di rumah pohon di tepi pantai. Hidup membumi dalam kesejukan hijaunya dedaunan dan harmoni dalam irama desiran ombak pantai.

Bahkan aku pernah memimpikan hidup bahagia (lupa jika masih ada duka), dengan seorang Pangeran dari negeri Impian. Layaknya cerita barbie yang kecantikannya berusaha menandingi makhluk – makhluk Tuhan yang rupawan.

Itu kenangan ketika pikirku masih muda. Ketika beranjak usia, pemikiranku sedikit lebih berwujud nyata.

Walaupun masih memimpikan hidup di sejuknya hutan di tepi pantai, menikmati indahnya pantai turquoise sejauh mata memandang.

Pernah juga terpikir aku ingin hidup di 4 musim seperti di film – film romansa, menikmati pergantian musim dari panas hingga dingin. Bermain dengan salju memakai sweater dari wol tebal, menggunakan syal, dan sepatu boots.

lalu aku memimpikan menikah dengan Pangeran dari Negeri Nun Jauh Disana, dijemput menggunakan Jaguar Silver yang harus ramah lingkungan, dengan manis aku berdiri di tepi menara Mimpi, menggunakan gaun putih satin menjuntai dengan sedikit untaian renda dibagian bahu.

Nyata-nyatanya saat ini yang harus dikerjakan adalah bagaimana memasang benchmark, menggunakan meteran, memakai sandal gunung, topi lebar, mencangklong tas ransel berisi kertas denah penuh ukuran, melipir pesawahan, sungai Citarum, kebon, balong, sarupaning perdesaan.

Mari kita kukurusukan !!!

Time to Stop !

She said, “It’s time for you to stop waiting! Don’t waste any of your time anymore. It’s sickening, honey. Please. You have right to be happy. Get your own happiness”

And I said, “okay, I’ll try. It’s hard though, but I have to”

 

When U Ask Me

Lagi ! Kesekian kali kau bertanya, “Kau ingat mimpimu?”. Aku menjawabmu, “Uhuh, why?”. And then you told me, “just asking, so?”. Mungkin aku tahu apa yang ingin kau tanyakan. Tapi aku tak berani menerka. Terlalu lelah untuk menerka, sesuatu yang justru membuatku lebih sakit. So, i just asked you, “So, what?”.

Jika kau, kujelaskan kembali apa mimpiku, apakah kau akan memasukkan mimpiku dalam mimpimu?Aku tidak yakin, berapa lama aku harus menunggu. Sebulan, setahun, dua tahun, belasan, puluhan, ratusan, even for thousand years? I’m sorry, I’m not a vampire, I’m not like Carlisle.

I’m just an average human girl, i can get sick easily, like you always tell “go home and take a rest”.

Why, tell me why do you always make me uneasy? Tell me why, why do you always make me wait for uncertain thing? Don’t you know, I’m so tired? Who do you think you are?

Thinking, i wanna write a romance novel,, haha

Aa ei

Okay, I don’t know why I give the title with that, haha, actually my friends (Limited friends) will laugh to see this post (absolutely !). AAEI itu adalah singkatan random setelah berbulan-bulan bercakap dengan tim01 (terdepan dalam ke-random-an). Tapi tak penting lah yah. Tak perlu tahu dapur orang isinya apa aja, *apa sih*.

Last week I held workshop from the Ministry about Landfill (again). The place was located at Bidakara Hotel Jakarta, Jl. Gatot Subroto. Because of some business, I had to go to BMKG where the place located at Jl. Angkasa Kemayoran. After I dropped our goods at hotel, we (three of us) headed to BMKG. And the worst thing is no one of us knew Jakarta. Okay. But my partner had printed the map from Bidakara to Gatot Subroto. Alhamdulillah we arrived at BMKG, after looked around the place for hmm,, I think we through that street twice. Haha. After we went in Angkasa Pura building, and the security said ‘No, you got the wrong place, BMKG’s front gate is next to us’. 

Á Solo

Tulisan super random.. Sebelum Terawehan.. :))

………………………

Alors arrivent-il à Solo.

Adek  : On y arrive ? C’est Solo?

Abah  : Oui. C’est beaucoup moins visité que Jogja. Cette ville est pourtant plus peuplée que Jogja.

Ica  : Mais Surakarta peut se prévaloir d’une atmosphere plus paisible.

Ceuceu  : Ou ce que je vois, en tout cas, plus conforme à l’esprit javanais et au respect des traditions.

Abah  : Oui, car elle est noms touché par l’influence occidentale.

Ica  : Et parce qu’elle est éloignée des prestigieux sites de la Borobudur et de Prambanan

Adek  : Oooooo..